Archive for October 2013

tadi

semalam
ketika mata-mata surga singgah ke bentala
kamu menatap sayu meratap sendu
malu pada bujuk rayu prabu

apa yang dihindari hadir kembali
ke rengkuhan adipati
ditikam disayat sampai
dia susah berperi

kapan lawatnya ria?

-27 Oktober 2013

Maya

Mau tahu sesuatu?

Menurut fisika, kamu itu belum tentu ada. Kamu itu tidak pasti. Kamu itu relatif.

Di mana kamu sekarang? Kamar? Ada apa di situ? Lemari? Kasur?

Coba keluar dari kamarmu. Apakah kamu yakin kalau kamu keluar, kasur dan lemarimu masih berada di tempatnya yang tadi? Apa? Kamu bilang 'kalau aku masuk lagi masih ada, tuh'? Bukan itu maksudku. Maksudku saat kamu di luar, benar-benar di luar, tidak mengintip, tidak menengok, tidak melirik, apa yang membuatmu yakin kasur dan lemarimu tetap berdiam di tempatnya? Tidak ada, kan? Jangan mengelak. Kamu tidak tahu jawabannya.

Sama dengan dirimu sendiri.

Kamu belum tentu ada.

Teman sekelasmu bisa saja meragukan keberadaanmu saat mereka pulang ke rumah selepas sekolah selesai. Bisa saja sedari tadi apa yang terjadi di sekolah hanyalah permainan kesadaran yang dibuat-buat oleh otaknya sendiri.

Atau otakmu.

Bisa saja seluruh hidupmu selama ini hanyalah sebuah proyeksi buatan dan murni imajinasimu sendiri.

Mungkin kadangkala saat kamu baru bangun dari mimpi yang terasa sangat aneh, kamu menertawakan mimpi anehmu itu. Dan ketika sampai di sekolah, kamu pun cepat-cepat menceritakan mimpimu tadi malam kepada teman-temanmu dan kembali menertawakannya.

Yakinkah kamu kalau itu hanyalah sebuah mimpi? Tidakkah ketika kamu bermimpi, dunia yang kamu sebut 'realitas' sekarang ini terasa maya? Siapa tahu mimpi itu kehidupanmu yang sebenarnya? Atau siapa tahu, kehidupan yang sebenar-benarnya itu tidak ada. Siapa tahu duniamu sekarang dan dunia mimpimu hanyalah dua dari berbagai versi alternatif dari proyeksi-proyeksi buatan otakmu. Siapa tahu.

Siapa tahu semua hal-hal membahagiakan yang kamu dapatkan selama ini hanyalah buatanmu sendiri. Tidak ada yang memberikannya untukmu, tidak ada yang perlu ucapan terimakasihmu, tidak ada yang perlu syukurmu.

Siapa tahu semua masalah-masalah yang muncul di hidupmu selama ini—semua kejadian-kejadian yang memalukan, menyedihkan, menyakitkan—hanyalah khayal gelapmu semata. Tidak ada yang perlu disesali, tidak ada yang peduli dengan kemarahanmu, tidak ada yang simpati akan sedihmu. Karena semua penderitaan dan nestapamu itu sejatinya hampa.

Siapa tahu kamu adalah tuhan pribadimu sendiri.

Saat kamu mati nanti, yakinkah kamu kalau kamu benar-benar mati? Benar-benar tiada? Benar-benar nol?

Mungkin saja (yang kamu kira) kematian itu hanyalah penghapusan akbar seluruh memori-memori dari (yang kamu kira) kehidupanmu selama ini. Lalu, otakmu akan mereka sebuah skenario kehidupan yang sama sekali baru, dan memori-memori lama tadi akan digantikan oleh memori-memori lain yang sama sekali baru. Dan setelah itu, kamu akan menjadi kamu yang berbeda dan lupa. Namun kamu yang (masih dan tetap) abu-abu.

Kamu yang mungkin ada.

Kamu yang mungkin tidak ada.

Kamu yang mungkin di antara.

Apa yang selama ini membuatmu sangat yakin kalau kamu itu ada? Siapa yang kamu pikir mengadakanmu? Siapa yang bisa menjamin adanya kamu?

Adakah kamu?

Apa? Kamu bertanya 'memang kamu sendiri nyata? memang kamu sendiri ada?'? Siapa bilang?

Bisa saja sedari tadi aku adalah kamu.

-28 November 2012

Powered by Blogger.